Senin, 16 Januari 2012

Menentukan Masalah dan Topik Penelitian

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti dalam merancang sebuah penelitian adalah “Menentukan Masalah” yang dijadikan topik penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu adalah “Apa itu masalah?”, “Apakah semua masalah dapat diteliti?”, “Dari mana saja sumber masalah tersebut?’, dan “Bagaimana seharusnya masalah yang dapat diteliti?”
Masalah adalah suatu fenomena/peristiwa dimana terjadi kesenjangan antara harapan dengan kenyataan atau antara rencana dengan pelaksanaan. Contohnya: prestasi belajar rendah, pengangguran, kemiskinan, pelanggaran hukum, dll. Berbagai masalah terjadi dalam masyarakat, tapi tidak semua masalah dapat diteliti. Contohnya : Masalah sosial yang tidak didukung oleh data atau sudah out of date.
Sumber-sumber masalah, antara lain :
1.      Dari pengalaman pribadi
2.      Dari pengalaman orang lain
3.      Dari membaca berbagai literatur dan media massa lain
4.      Dari mengikuti seminar, lokakarya, atau workshop
5.      Dari pandangan/pendapat para pakar
Masalah-masalah sosial yang dapat diteliti adalah :
1.      Masalah tersebut up to date/kekinian
2.      Masalah tersebut asli (tidak plagiat)
3.      Masalah tersebut dianggap penting
4.      Masalah tersebut didukung oleh data
5.      Masalah tersebut menarik sehingga peneliti termotivasi untuk meneliti
Setelah masalah ditentukan, maka langkah selanjutnya menentukan topik atau judul penelitian. Caranya menentukan judul adalah dengan melakukan klarifikasi dan identifikasi terhadap masalah yang telah ditetapkan. Contoh :
                                                Gaya mengajar guru
Metode mengajar guru                                                            Layanan pembelajaran guru


Oval: Prestasi Belajar Rendah


Cara belajar siswa                                                                       Teman sepermaian
Dukungan ortu                                                                              Dukungan pacar
                       
            Fasilitas belajar                                                Iklim belajar siswa
                                                 Tempat tinggal siswa

Dari klarifikasi terhadap masalah seperti pada bagan di atas, maka dari satu masalah saja bisa dirumuskan 10 bahkan lebih judul penelitian, misalnya :
1.      Pengaruh Gaya Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII-IPS SMA Negeri 2 Tabanan
2.      Korelasi antara Teman Sepermainan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII-IPS SMA Negeri 2 Tabanan
3.      Dst.

Jumat, 13 Januari 2012

Membaca No, SMS Yes


M
EMBACA sangat penting bagi setiap orang, karena membaca akan mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang melakukannya. Namun, kegiatan membaca ini belum banyak dilakukan, khususnya remaja. Mengapa?
Suatu pengalaman menarik yang perlu dicermati dan direnungkan dalam-dalam. Pengalaman itu bermula dari adanya keinginan untuk mengetahui kuantitas kegiatan membaca buku para siswa kelas XII-IPS. Tanpa bermaksud jelek, seorang guru dengan entengnya bertanya kepada siswa di kelas, “berapa kali kalian membaca  setiap hari?” Pertanyaan tersebut spontan dijawab oleh seorang siswa dengan suara surao tapi jelas terdengar, “banyak kali pak, cuman baca SMS.” Sang penjawab rada tersipu malu dan berusaha menyembunyikan wajahnya di belakang punggung teman sebangku. Kontan saja jawaban itu mengundang ledakan tawa teman sekelasnya. Apakah jawaban itu lucu sehingga mereka tertawa lebar?, Atau jawaban itu jujur, atau jawaban itu merupakan refleksi dari keberadaan mereka? Saat itu sang guru hanya tersenyum tipis mengulum di bibir sembari mengurut dada pertanda ada sejumlah problema baru yang menggelayut di hatinya. Sang guru bertanya-tanya dalam hati. “Apakah saya salah bertanya?, atau mungkin pertanyaannya yang salah?” Peristiwa singkat itu senantiasa menjadi momok yang harus segera mendapat solusi  secara simultan dan dari berbagai pihak yang kompeten.
Jika dikaji fenomena tersebut dapat ditarik benang merahnya, bahwasannya generasi muda saat ini sebagian besar kurang dalam membudayakan membaca. Akibat dari kurangnya budaya membaca, pola pikir remaja menjadi praktis dan itu membuat mereka mudah frustasi. Padahal, dengan membaca pola pikir seseorang akan lebih terbuka dan banyak hal-hal positif yang akan didapatkannya. Akibat dari kurangnya budaya membaca, mereka akan terkungkung ke dalam pola pikir yang picik, saklek, karena kurangnya wawasan. Yaach ..... seperti katak dalam terpurunglah. Bila suatu saat orang seperti itu menjadi pemimpin, pemimpin itu sangat berbahaya.
              Ingin selamat di dunia milikilah ilmu..
             Ingin selamat di akhirat milikilah ilmu..
            Ilmu ada di dalam buku, membaca adalah jendela dunia..
Sebagian besar memaknai kata-kata di atas hanya sebagai kata bijak tanpa perlu perenungan. Padahal, kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh kebiasaan membaca sejak dini. Kegiatan gemar membaca harus didukung oleh berbagai pihak, karena program tersebut mampu menciptakan generasi yang berkualitas, beriman dan bertakwa.

Apa manfaat membaca?
Membaca adalah suatu cara mendapatkan informasi yang ditulis. Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang  juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca perlu ditekankan kepada setiap individu sejak dini. Karena, informasi yang paling mudah untuk kita peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah tabloid, buku-buku, dan lain-lain. Minimnya budaya membaca di kalangan remaja Indonesia perlu di perhatikan. Problema tersebut, tidak bisa kita anggap remeh, karena besarnya rasa cinta membaca sama dengan kemajuan. Artinya, suatu tingkatan minat baca seseorang menentukan tingkat kualitas serta wawasanya. Kebiasaan membaca perlu ditingkatkan terutama kepada para remaja Indonesia. Dalam proses belajar mengajar, mustahil berhasil tanpa adanya “membaca”.
Suatu asumsi menyatakan bahwa budaya membaca lebih penting daripada sekolah dalam tujuan mencapai kesuksesan. Suka Membaca tanpa bersekolah masih berpeluang dalam mencapai kesuksesan, karena membaca membuat pola pikir kita luas dan tajam. Dengan membaca akan dapat meningkatkan tingkat kreatifitas kita dalam bekerja atau menciptakan lapangan kerja guna mencapai kesuksesan. Sedangkan, tidak suka membaca tapi bersekolah, peluang untuk mencapai kesuksesan lebih kecil. Bukankah banyak sarjana yang menjadi seorang pengangguran. Kenapa bisa terjadi?? Karena minat bacanya pasti kurang.
Beberapa manfaat membaca adalah, memperluas wawasan, mempertajam gagasan, meningkatkan kreatifitas seseorang. Bahkan, Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, “La Tahzan” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut.
  1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
  3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
  4. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  7. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
  8. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
  9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
  10. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat. Di samping itu, ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
Pesan saya, jangan menganggap membaca sebagai suatu kewajiban, melainkan menganggapnya sebagai suatu kesempatan yang menyenangkan untuk mengetahui dunia melalui buku-buku yang banyak mengulas berbagai macam peristiwa. Dengan “membaca” peradaban akan cepat berkembang. Dengan demikian, perkembangan peradaban suatu masyarakat sangat ditentukan oleh budaya membaca masyarakatnya.